Dedy Setiawan ; Juara Mancing Yang Nge-radar Jember Banget
Di Lapak
99, Umpan Disaut Lele Hampir Enam Kilo
Tidak pernah muncul di bayanganDedy Setiawan bahwa
dirinya akan mendapatkan hadiah utama sepeda motor, di lomba mancing wisata
kemarin. Pria ini menganggap memancing hanya sekedar hobi untuk mengisi waktu
luang. Tapi jika dewi fortuna datang, siapa yang akan menolak ?
LINTANG ANIS BENA K,Jember
ANGKA 99 katanya
hoki. Mitos atau bukan, yang jelas keberuntungan Dedy Setiawan kemarin Radar Jember banget. Bagaimana tidak.
Mancing itu dalam rangka ulang tahun ke-18 Jawa
Pos Radar Jember. Jika di jumlah dua angka itu menjadi angka9.
Angka 99 semakin nge-Radar Jember baget karena kantor
Koran terbesar di tapal kuda ini beralamat di Jl. A. Yani 99. Dan, Dedy kemeren
menang “gara-gara” lapaknya nomer 99.
Bukan uthak-athik
gahtuk. Tapi, rupanyaDedy memang sudah punya feeling dengan angka istimewa itu.
Saat mendapatkan nomer lapak 99 dari panitia, dia
medadak lebih bersemangat. Meski jujur, Dedy juga tak pernah percaya dengan
angka kehokian 99 itu. “Cuma mikir,
oh angkanya bagus, mudah-mudahan keberuntungannya juga bagus,” imbuhnya.
Dia mengaku, menyiapkan lomba mancing kemarin sama
dengan lomba-lomba yang dia ikuti sebelumnya. Juga sama dengan dia berniat
mancing di kali. Maklum mancing sudah seperti menjadi darahnya. Nggak mancing
nggak asyik.
Jangankan ritual khusus. Persiapan special saja tidak
ada. Seperti biasa dia siapkan joran sejak pagi. Umpan tertutup rapi dalam
wadah yang cukup bersih. Dua jenis umpan telah dia siapkan, yaitu potongan
belut dan ayam yang di suwir kecil-keci. Tak lupa sebutir telur juga dibawa,
untuk melekatkan suwiran ayamnya. Kemudian dengan semangat,dia berangkat , ke
Taman Botani Sukorambi. Tujuannya satu: memenuhi hobi memancing.
Inilah adalah pagi yang dijalani oleh Dedy Setiawan,
Satu dari ratusa peserta yang terdaftar di ajang lomba mancing wisata, yang
digelar oleh Jawa Pos Radar Jember
bekerja sama dengan Taman Botani Sukorambi, kemarin (20/8). Dirinya datang
bersama kelompok memancingnya Gladak Cakol, Kebonsari.
Begitu lomba di mulai, dua mata pancing dia letakkan
dengan potongan belut dan ayam. “Ayamnya di kasih telur biar amis, Jadi
ikan-ikan bisa mendekat,” ujar pria kelahiran 4 Agustus 1990.
Siasatnya ini rupanya cukup ampuh. Dalam 30 menit
pertama, umpannya menarik minat seekor lele berukuran sedang. “Lumayan buat
perbukaan,” ujarnya. Saying, ukurannya tidak terlalu besar, sehingga Dedy
memutuskan tidak mengikutkan hasilnya kemeja juri.
Tak putus asa, umpan kedua kembali dia lempar. Masih
dengan belut dan ayam, dengan sabar Dedy dan salah seorang rekan yang duduk di
sampingnya menunggu ikan tertarik. “Sebenarnya tidak ada umpan khusus,” ujarnya
kepada Jawa Pos Radar Jember sembari
mengamati kolam.
Menurut pria yang sudah kenal aktifitas memancing
sejak kecil itu, masing-masing ikan punya ‘favorit’ tersendiri, bahkan meskipun
tergolong ikan dengan jenis yang sama. Ada yang senang dengan belut, ayam,
jangkrik, cacing, bahkan potongan ikan kecil-kecil. “Tergantung ikannya, pengen yang mana,” selorohnya.
Dirinya mengaku sudah mengenal dunia memancing sejak
kecil. Dia terbiasa memancing diberbagai medan, mulai dari sungai hingga kolam
ikan. “Waktunya tidak menentu, pokoknya kalau ada waktu kosong ya mancing,” imbuhnya.
Percakapan kecil ini terhenti ketika kailnya
menyentak-nyentak, tanda seekor ikan berhasil terkait. Dengan sigap Dedy
menariknya. Lumayan, kali ini tangkapannya cukup besar. Ketika ditimbang,
beratnya mencapai tiga kilogram. Saying, angka ini masih belum bias
menjadikannya juara, karena banyak ikan yang bobotnya jauh diatas tangkapan
Dedy kala itu.
Masih tetap berambisi, lagilagi joran dia lemparkan ke
kolam. Hatinya sempat ketar-ketir, sebab mendekati akhir waktu yang disediakan
panitia, umpannya hanya bisa disundul-sundul ribuan ikan yang dijok di kolam.
Pucuk dicinta ulam tiba, 20 menit menjelang waktu
perlombaan berakhir, umpamanya disaut. Dedy langsung menarik tali pancingnya.
Namun sekali ini dia perlu perjuangan yang cukup keras. Jika sebelum ini dia
menarik ikan ke permukaan dalam hitungan detik, kali ini dia butuh waktu hingga
sepuluh menit. “Lumayan lama tadi nariknya, susah, soalnya besar,” kata warga
Kebonsari tersebut.
Hasilnya cukup mencengangkan. Ikan terakhir yang dia
dapatkan pada waktu perlombaan, dinobatkan sebagai ikan terbesar sekaligus
menjadikan juara pertama kompetisi mancing wisata. Beratnya mengejutkan, hamper
6kilogram! “Tadi ditimbang, beratnya 5,76 kilogram. Lumayan juga, kayak gendong
anak bayi,” sembari tertawa.
Hal yang sama juga dirasakan oleh Hamid Bahtiar
pemancing asal Rembanagan yang menjadi juara kedua lomba mancing wisata.
Dirinya menjadi pemengan kedua dan mendapatka uang tunai Rp 3 juta dengan
tangkapan ikan sebesar 4,34 kilogram. Sedangkan pemengang ketiga diraih oleh
Winardi Dari Jember dengan tangkapan sebesar 3,94 kilogram. (cl/ras)
Sumber: JP-RJ SENIN 21 AGUSTUS 2017
Di tulis ulang oleh: (AF)
Komentar
Posting Komentar