Mantan – Mantan Bintang Sepak Bola yang Kini Alih Ke Haluan Rocker
Junaidi Abdillah Jadi Lasso
Dulu
lincah di lapangan bola, sekarang garang di atas panggung. Itulah sosok musisi
Jember yang awalnya meniti karier sebagai atlet sepak bola Jember. Mereka bukan
atlet kacangan. Karena beberapa diantaranya sempat berkiprah di Super Liga
Indonesia.
HADI, Jember
PENAMPILAN vokalisini identik dengan
rocker masa kini: rambut gondrong, panjang menjutai dengan warna keperak –
perakan. Sementara wajah selalu mulus, karena kumis maupun jenggot dicukur
habis.
Jika
sudah di atas panggung, totalitas ditunjukan dengan suaranya yang gahar
membahana. “Ailofyuu… Jember is yours.”
Inilah kata – kata yang kerap di ucapkan, jika sudah ‘gila’ di atas pentas.
Apalagi kalau lagu yang dinyanyikan ber – genre rock mental.
Penyanyi
ini nama aslinya Agus Slamet Riadi. Namun di atas panggung lebih ngetop dengan
nama Agus Pindhank. “Padahal waktu sekolah music di Surabaya, aku dulu gitaris
loh. Tapi, sekarang nyaman jadi vokalis,” kata ria asal Jalan S. Parman Gang
Jambu 5 Jember ini. Alasanya sederhana, karena dalam bermusik, vokalis selalu
berdiri paling depan ( paling sering kena syut).
Siapa
sangka, di masa – masa sebelum menjadi rocker,
pria yang kini juga mengelola sekolah music Pindhank Art Sukorejo ini adalah
mantan pemain sepak bola jempolan. Posisi adalah winger. Tahun 1990 – 1991, Agus merupakan salah satu
talenta utama di SSB Jember. Di tahun selanjutnya bergabung dengan salah satu
klub Legendaris Jember, PS Belalang. Di mana, klub inilah yang banyak
menelorkan pemain – pemain utama Persid Jember. “Di PS Belalang hanya dua
tahun, Sam,” katanya. Karena sejak 1993 Agus hijrah lagi ke klub PSS Jember.
Beberapa
kali, Agus juga seleksi masuk ke Tim Persid Jember. Namun, cedera
berkepanjangan memaksanya harus minggir darilapangan bola. Sampai akhirnya dia
memutuskan banting setir meniti karier di jalur music. “ Saiki kalo di suruh main bal yo gak kuat, Sam. Tenogo wis gak nutut,” seloroh
musisi yang pernah gabung di SMTP Band, Pindhank Band, Grunge Aliance, serta
terakhir adalah power crew ini.
Kisah
Agus Pindhank ini mirip dengan Junaidi Abdillah. Bedanya, karie sepak bola
Junaidi lebih mentereng. Karena pria asal Jalan Dr Soetomo 12/ 20 Jember ini
sempat mencicipi sepak bola nasional ( tim superliga), yakni saat memperkuat
Pusam Samarinda.
Dia
juda tidak gondrong seperti Agus Pindhank. “Apuh,
nek aku gondrong iso dipecat,” ujarnya. Maklum, selain rocker, Junaidi juga kerja disebuah perusahaan kelistrikkan.
Junaidi
Abdillah sekarang juga rocker dengan nama keren Edy Lasso. Band - nya pindah – pindah, mulai On Air band,
Kamasutra, the Cookies Band, Dan terakhir The Tellow.
Dulu,
Edy Lasoo merupakan salah satu striker Jember yang disegani.mengawali latihan
di klub local Belalang FC, kemudian pindah ke gelora (tahun 1989) dan Poris
Rajawali (1996 – 1997). Setelah kecewa dengan Persid di Era itu, dia lantas
memperkuat tim kuat Indonesia, Pusam Samarinda.
Ada
pengalaman yang masih terkesan bagi Edy hingga sekarang. Yakni ketikaberhasil
mencetak dua gol di menit – menit akhir dalam laga Superliga. Berkat dua gol
itulah, tuan rumah Pusam meraih kemenangan. “Saya jadi pemain pengganti. Kian
bangga karena pertandingan di Kalimantan itu ditonton langsung oleh kedua orang
tua yang sengaja datang sdari Jember,” kilahnya. Dan ketika karier bolanya
meredup karna faktor usia, Edy Lasso
langsung menekuni music sebagai vokal.
Sementara
musisi lain yang juga mantan pemain bola adalah Arry Dwi Novrianto. Di era 1995
– 2000, namanya sempat ngetop setelah memperkuat PS Unmuh Dan Persid Jember.
Alumnus
SB PURI 1994 ini adalah seorang kiper. Di musik, pria yang tinggal di blok I/34
Jember ini merupakan pemain bass dengan nama panggung Ibanez. beberapa grup
music juga sempat dia ikuti. seperti Oventure,
Brain Deffect, Djakarta Band, Vanilla Sky, Pumpkins, El Mundo dan Nassa hinggaq
sekarang. ketika maindi Bali, dia gabung dengan Seven Band, dan ketika main di
Surbaya gabung dengan Cross Ove.
Pria
yang bekerja di sebuah dealer di Ambulu ini menyebut, sejak sekolah di bangku
SLTP sudah aktif di music. Sehingga
ketika sudah tidak bermain sepakbola,
hobi seni itu tinggal melanjutkan sja.
“Musik
bias ngusir sumpek. Ketikda jenuh dengan rutinitas kerja, bermusik adalah cara
untuk menyegarkan semuannya,” pungkas pria berperakan ntinggi besar ini. (cl/hdi)
sumber
: JP – RJ – Jum’at 11 Agustus 2017
ket: Di Tulis Kembali Oleh Ahmad
Fauzi
Komentar
Posting Komentar