Kisah Paini, Pembantu Rumah Tangga Yang Akan Naik Haji



Ditalangi jurangan,Berusaha Nyicil Tiap Bulan

Paini sama sekali tidak meyangka dirinya akan bisah berangkat haji ke tanah suci Makkah. Bagaimana tidak perempuan 64 tahun itu sehari-seharinya hanya berkerja sebagai pegawai rumah tangga dengan gaji tidak lebih dari Rp 500 ribu. Lantas bagaimana nenek asal DesaMandigu, kecamatan mumbulsari itu bisah naik haji.






                                                                                                      KHAWAS AUSKARNI,jember

DITEMUI di rumah majikannya, jalan gajah Mada 12 RT 2 RW 8 kelurahan jember Kidul kacamatan Kalimates, paini,65, tampak sedang berkemas merapikan baju dan beragam kebutuhannya selama menjelahi ritual haji.

                        Rencananya, nenek asal Desa Mandigu,kecamatan Mumbulsari itu akan berangkat pada kamis 3 Agustus dalam rombogan keloter 26, KBIH Al Ghazali. ‘’saya mulai yicil. Ini siap-siap, karena waktu keberangkatan sudah dekat,’’ujarnya kepada jawa pos radar jember,senin [31/7] kemarin. Berangkatan haji sebenarnya sudah ada sejak lama.kendati demikian,inpian itu diya simpan didalam hati paini haya yakin suatu asal Allah bakal memberinya kesempatan untukberangkat ke Baitullah, entah kapan waktunya. 

     Atas ikhtiyarnya itu, Allah SWT pun memberijalan. Lama-lama sang majikan bernama Aidawati,60,mendengar tekad kuat perempuan yang bekerja selama 37 tahun dirumahnya itu.

     Paini mengaku,tak pernah sekalipun melontarkan keinginan untuk berhaji. Karena dia tiba –tiba di tawarka untuk ikut didaftarkan[naik haji] oleh sang majikanpada 2010. ‘’saat ibuk [AidwatiRed] berinisiatif mendaftarkan dari untuk berhaji saya ikut di daftarkan bareng. Tapi beliau berangkat duluan,’’jelasnya Bagai mendapat sebuah berkah luar biasa,paini tak mengira jika bias berangkat haji tahun ini .

     Dia pun bersukur atas karunia itu biaya pendaftaran semua ditalangi oleh sang majikan. Dan lantas dibayar denga cara nyicil melalui seluruh gajinya tiap bulan yang besanya hanya sekitar  Rp 500 ribu.
   Kendati demikian,Paini tak meski bingung harus makan dan memenuhi kebutuhan                                                           hidup sehari –hari.Karena keluarga Aida wati sudah menganggap Paini sebagai keluarga sendiri.Intinya,sudah mencukupi kebutuhan hidup paini sehari –hari.
    Nenek berlogat Madura itu menceritakan,sejak tahun 1980 an sudah bekerja pada keluarga itu.selama itu pula Paini merasakan kenyamanan,ketenangan dan perlakuan sangat manusiawi.

     Sekitar 1980, dia meninggalkan tempat kelahirannya,Desa Mandigu,Mumbulsari,setelah cerai dengan suaminya.Sejak itulah paini langsungsung kerja dirumah Aidawati,di kelurahan Jember Kidul kecamatan kaliwates untuk menjadi pembantu rumah tangga.’’jadi sampai sekarang saya belum punya keturunan,’’kata Paini.

    Awal kali bekerja pada keluarga Aidawati ia masih menerima gaji Rp500 per bulan.Lantas meningkat menjadi Rp 6000 kemudian naik menjadi Rp15.000 hingga sekarang dikisaran Rp500 ribu.

   Dialah yang merawat semua anak majikannya,sejak anak pertama.Oleh karena itulah,ikatan emosionalnya dengan keluarga Aidawati sudah begitu mendarah daging.Terlebih,dalam kondisinya yang sebatang kara ,karena tidak punya anak dan suami.

   Namun begitu,begitu ditempat kelahirannya,Paini masih sambung komunikasi dengan para kerabatnya.Kala tertentu iya pulang menjenguk satu-satunya adik kandungnya,juga para keponakannya.

  Di balik pegalaman paini ini latar menyimpan pesan,bahwa tak perlu menunggu kaya untuk berhaji. Lebih dari itu, niat lurus yang sungguh-sungguh merupakan hal yang utama dan pertama.Dari sisi financial lah orang kaya. Dia hanya pembantuan rumah tangga secara rasional untukmemnuhi kebutuhan hidup saja,gajinya kurang dari cukup.selain itu ,usiyanya saat ini tidak bisah dibilang cukup kuat secara fisik.

    Kepada seksi haji kementerian Agama kabupaten jember ahmad Tholabin meyebut,usia haji yang masuk kiteria yaitu adalah di atas 75 tahun. Dan usia paini hanya selisih 10 tahun lebih muda dari kriteria calon jamaah haji berusia lanjut. [cl/hdi]

Sumbe: JP – RJ – Selasa, 1 Agustus 2017

Komentar

Postingan Populer