Kiprah Dewi Kholifah di Ajang Olahraga Ekstrim
Selalu Gatal dengan Rute-rute Yang
Menantang
Awalnya
dia hanya blantik(pedagang) sapi. Namun belakangan akrab dengan olahraga yang
menguras adrenalin, yakni offroad. Meski hanya sebagai navigator sang sopir.
RANGGA-JUMAI,
Jember
RIBUAN mata yang menyaksikan ajang offroad
peringatan HUT Kemerdekaan RI di Gumuk Rase, Desa Kertonegoro, Jenggawah,
Ahad(13/8) banyak tertuju kepada salah satu mobil peserta. Pasalnya, tidak
seperti peserta lain yang kebanyakan laki-laki, dalam satu mobil ‘perang’ itu,
ada salah satu perempuan.
Dialah
Dewi Kholifah, satu-satunya peserta perempuan yang turun langsung dalam
kejuaraan yang digelar oleh Raung 4X4 Jember, komunitas offroad terbesar di
Jember itu. Meskipun bukan sebagai driver (navigator), namun perannya memandu
Bambang, driver offroad cukup cekatan.
“Sebenarnya
dulu juga driver. Karena lama vakum. Jadi ini mengawali lagi jadi navigator
dulu,” ucap Dewi Kholifah kepada Jawa Pos Radar Jember. Dirinya memang lama tidak
turun dalam berbagai kejuaraan offroad
yang merupakan hobinya sejak dulu. Hal ini karena Raung juga sempat vakum lama.
Karena kini menggeliat lagi, perempuan kelahiran 13 Juni 1971 ini pun kembali
semangat untuk menekuni olahraga keras ini.
“Ya
lama nggak ikut touring offroad.
Makanya begitu ada kejuaraan sehingga kembali tertantang untuk kembali turun
gekanggang,” ucap ibu dari Winda ini.
Dewi
sudah bergabung dengan dunia offroad sejak
10 tahun lalu. Awal perkenalan dengan olahraga ekstrim ini juga dibilang cukup
keren. Yakni saat dirinya ingin mengarahan sang anak yang sedikit tomboy(Winda)
ke olahraga ekstrem itu. Namun, ternyata bukan sang anak saja, si ibu juga ikut
keranjingan dengan offroad.
“Kebetulan
saya sendiri juga suka dengan komunitas dan kegiatan. Bias menambah banyak
teman,” ucap Dewi. Dirinya bersama sang putrid pun kemudian sering mengikuti
beberapa kegiatan offroad yang ada.
Bahkan, dirinya pun dulunya sering menjadi driver untuk berbagai kejuaraan yang
diikuti oleh Raung Offroad Jember yang kini menjadi Raung 4X4 Jember ini.
“Bahkan
kalau ada touring, juga nyetir sendiri dulu,” ucap perempuan yang memiliki
tunggangan offroad berupa mobil Jimny
tahun 1982 ini. Intinya, dia selalu gatal dengan rute yang menantang.
Meskipun
perempuan, Dewi mengaku sama sekali tidak canggung didunia yang didonminasi
kaum Adam ini. Karena untuk kesehariannya, dirinya juga bergelut dengan
banyaknya kaum pria. “Saya nkerjanya kan jual beli sapi(blantik) di Pasar Sapi
Ambulu,” jelasnya.
Dia
sudah biasa didalam pasar sapi itu hanya dirinya sendiri yang perempuan. Namun,
dirinya mersa tidak ada masalah dengan gender yang dimilikinya tersebut.
Dirinya yakin untuk pekerjaan tidak perlu memandang jenis kelamin. Asalkan
memang niat beribadah pasti tidak ada masalah.
Dewi
mengaku sebenarnya ada cukup banyak olahraga yang digelutinya saat ini. Selain
kembalim aktif di dunia offroad,
dirinya juga masih menjadi pemain bola voli di klub Regas yang ada dikampungnya
di Desa Kemuning Jenggawah. Dirinya juga aktif di kelompok Poksake yakni
Pecinta Onthel Keminingsari.
Namun,
bukan berarti dirinya tanpa ada rasa takut. Dirinya mengaku sempat menjajal
olahraga sepeda motor trail. “Tapi kemudian saya tinggalkan. Risikonya lebih
besar dibandingkan offroad,” tutrnya.
Jika trail, saat jatuh dari sepeda maka resiko akan mengalami luka dan patah
tulang serta cedera lebih besar.
Sehingga
Dewi pun memilih untuk menggeluti offroad.”Kalau
offroad ka nada besi pengaman. Jadi
tidak terlalu beresiko,” tuturnya. Dewi menambahkan dirinya masih memiliki
harapan untuk kaum muda utamanya perempuan untuk bias jadi generasi penerusnya.
Karena jika sudah kenal dan mencoba akan dijamin ketagihan. “Perempuan tidak
harus dibelakang, ini yang ingin saya tularkan,” terangnya.
Dewi
mengaku pada generasi muda terutama perempuan yang ingin ikut olahraga offroad harus siap-siap. Mereka diminta
untuk tidak perlu khawatir kecantikan fisik wajah akan berkurang karena
kecantikan diakuinya relatif.
“Tapi
yang jelas olahraga ini membuat tubuh kotor, juga wajahnya berdebu,” ucapnya
tersenyum. Oleh karena itu, bagi yang siap untuk terjun dalam olahraga ekstrem
tersebut maka harus siap dengan segala risikonya.(cl/hdi)
Sumber :
JP-RJ- Kamis 17 Agustus 2017
Disusun
kembali oleh : Fauzi
Komentar
Posting Komentar