EdSaBoTa, Pengabdian Dosen Unej lewat Boneka Kesehatan




Padukan Audio Visual, Kampanyekan tentang Kesehatan   

Di tengah era digital, Mury Ririanti malah gencar kampanye dengan alat manual, EdSaBoTa (Edukasi Sehat dengan Boneka Tangan). Usahanya menghibur anak-anak dengan mengunakan boneka tangan ini malah banyak disukai. Undangan pun mengalir deras.


RANGGA MAHARDIKA, Jember
MASIH ingat dengan Kak Ria Enes dan Susan? Di awal 90-an banyak anak yang akrab dengan karakter lucu ini. Namun, boneka tangan ini sudah mulai ditinggalkan karena kalah dengan era digitalisasi ini. Di mana, anak len=bih getol memainkan gadget dibandingkan dengan melihat permainan boneka tangan yang lucu ini.

Nah, seperti inilah yang kini ditekuni Mury Rurianti. Kepala Program Studi Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember ini mengajak beberapa mahasiswa, mendatangi TK dan SD. Tiap akhir pekan, terutama saat waktu loggar, mereka pun menghibur anak-anak.

EdSaBoTa terdiri dari empat personel. Grup ini di penggawai Mury selaku pelatih sekaligus pemain, serta tiga mahasiswa yang aktif tampil bersama melakukan edukasi. Ketiganya adalah Teo Lukmanul Hakim, Sifana Amalia Fadilah, dan Vini Rahmi.’’ Saya sebenarnya memiliki ide ini sejak tahun 2010 lalu,’’ ucap Mury kemarin.

Kebetrulan Mury memang suka dengan boneka. Selama itu, perempuan kelahiran Jember 27 Oktober 1983 ini mulai mencicil dengan membuat karakter-karakter boneka dengan wardrobe-nya. Namun ide ini baru benar-benar teralisasi dengan baik pada 2016, termasuk lengkap dengan perangkat audio visualnya.

Awalnya, dia mulai mencoba masuk ke sekolah-sekolah TK dan SD di Jember.’’ Ya salah satu kewajiban dosen adalah pengabdian masyarakat,’’ terang ibu tiga orang anak ini.

Dia mengajak sejumlah mahasiswa untuk mendampingi memainkan boneka yang di beri nama EdSaBoTa. Nama ini sendiri karena yang banyak dikampanyekan adalah kesehatan.’’

Ternyata saat kita main, anak-anak sangat tertarik. Boneka masih belom bisa dinafikkan dari dunia anak,’’ tutur perempuan yang memiliki 6 suara tokoh boneka.

Bahkan, diakuinya tidak kalah dengan gadget untuk memberikan edukasi tentang kesehatan kepada anak. Apalagi, jika diselipkan dengan tambahan lagu-lagu kesehatan kepada anak, pasti lebih mengena.

Bukan hanya itu saja, biar lebih menarik, Mury menambahkan audio visual yang selaras, sehingga anak-anak akan lebih tertarik. Ternyata ini niatnya yang hanya pengabdian, kini cukup banyak undangan.

Yang dikunjungi bukan hanya lembaga pendidikan yang ada di Jember namun juga ke sejumlah daerah luar kota seperti Lumajang, Bondowoso dan sekitarnya. Berkat unggahan seseorang di media sosial, EdSaBoTa ini banyak mendapat undangan bermain di sejumlah kota di Jawa Timur.’’ Malah ada undangan dari salah satu perusahaan mengisi CSR di Klaten dan Jogjakarta,’’ tuturnya.

Road show ini bahkan bukan hanya tentang kesehatan, namun mereka diminta membuatkan tema tentang kampanye pada anak sekolah dasar agar terhindar sebagai pekerja anak.

Mereka pun terus memperkaya tokoh dan naskah untuk EdSaBoTa ini. Kini mereka sudah memiliki 10 tema berbeda. Bukan hanya kesehatan namun juga bebagai edukasi untuk anak-anak seprti agama dan sosial. Seperti Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), paedofilia, peduli sampah TBC pekerja anak di pertanian dan perkebunan dan masih banyak tema-tema lainya.

‘’Kalau untuk naskah, sudah ada 34 naskah yang bisa di mainkan dengan melihat kondisi lingkungan sosial anak sekitar,’’ terangnya. Karena itu, mereka biasanya melakukan pengaman sosial tentang latar belakang anak baru kemudian tema yang ditampilkan tinggal menyesuaikan saja dengan kondisi anak.

Kedepan, pihaknya ingin terus mengembangkan EdSaBoTa ini.’’ Terutama dari sisi naskah dan tema,’’ jelasnya. Seperti penambahan cerita rakyat, karakter dan juga audio visual yang disukai anak-anak sehingga pesan yang disampaikan bisa mengena kepada anak. Karena jika tetap dengan kreasi lama tanpa ada modifikasi tentu akan ditinggalkan juga. Termasuk menambahkan visual di barengi lagu dan tari untuk anak.

Pihaknya pun sangat terbuka untuk di undang ke sejumlah lokasi. Karena itu dilakukan sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat. Tentu saja, jika tidak berbarengan dengan kesibukan perkuliahaan. Karena harapanya, semakin banyak anak Indonesia yang peduli kesehatan dengan melakukan upaya pencegahan kesakitan dan berperilaku sehat.’’ Karena sehatnya anak bangsa akan menjadi investasi bagi sebuah Negara,’’ ucapnya.

Selain itu, nantinya diharapkan semakin banyak inovasi promosi kesehatan yang menarik dilakukan menggunakan boneka tangan oleh para promotor kesehatan. Terutama untuk sasaran yang sangat kurang edukasi berbasis hiburan. (c1/hdi)
Sumber : JP-RJ-Kamis 31 Agustus 2017
Di ketik ulang oleh : (AF)

Komentar

Postingan Populer